PARIS - Tippi Hedren diteror burung-burung gila. Cary Grant tercampak melintasi Gunung Rushmore. Janet Leigh terjebak mati di kamar mandi.
Tak ada pembuat film lain yang begitu sering dibicarakan dibandingkan dengan Alfred Hitchcock. Kini, setelah 20 tahun berlalu dari kematiannya, salah satu museum Paris terdepan, Pompidou Center, membantu Anda untuk melacak akar kekuatan sinematik sutradara horor legendaris tersebut melalui sebuah pameran yang digelar hingga 24 September nanti.
Sunday, September 16, 2001
Wednesday, July 25, 2001
Kenangan Roman Polanski di Tengah-Tengah Ghetto Warsawa
Koran Tempo, 25 Juni 2001
ROMAN POLANSKI, sutradara renegad yang terkenal lewat film-film hitamnya seperti Cul-de-Sac, Rosemary's Baby, dan Chinatown itu, barangkali tengah mengenang masa kecilnya ketika dia kembali ke kampung halamannya di Polandia. Inilah kepulangannya pertama setelah bertahun-tahun berkelana di Prancis dan Amerika.
Polanski ingat betul pada kenangan pahit masa kecilnya di Ghetto Krakow, ketika Nazi menggerus Polandia. Polanski kecil di usia enam tahun bisa lari menyelamatkan diri, tapi orangtuanya dan saudara perempuannya tidak. Mereka dikirim ke kamp konsentrasi. Memang, ayah dan saudaranya sempat selamat, tapi ibunya tidak.
ROMAN POLANSKI, sutradara renegad yang terkenal lewat film-film hitamnya seperti Cul-de-Sac, Rosemary's Baby, dan Chinatown itu, barangkali tengah mengenang masa kecilnya ketika dia kembali ke kampung halamannya di Polandia. Inilah kepulangannya pertama setelah bertahun-tahun berkelana di Prancis dan Amerika.
Polanski ingat betul pada kenangan pahit masa kecilnya di Ghetto Krakow, ketika Nazi menggerus Polandia. Polanski kecil di usia enam tahun bisa lari menyelamatkan diri, tapi orangtuanya dan saudara perempuannya tidak. Mereka dikirim ke kamp konsentrasi. Memang, ayah dan saudaranya sempat selamat, tapi ibunya tidak.
Friday, June 15, 2001
Air Mata Kemanusiaan dalam Festival Film Human Right Watch
Koran Tempo, 15 Juni 2001
FILM itu dibuka dengan gambaran yang menyedihkan: tubuh Patrice Lumumba, pemimpin politik legendaris Afrika, bersama mayat dua pendampingnya dibakar oleh dua serdadu Belgia di suatu malam yang berangin dan jauh dari siapa pun.
Lumumba karya sutradara Haiti, Raoul Peck, jadi sebuah film realistik yang merekam sang tokoh, dari awal kehidupannya hingga sang aktivis menjadi pemimpin populer di Stanleyville (sekarang Kisangani), Kongo, Afrika.
FILM itu dibuka dengan gambaran yang menyedihkan: tubuh Patrice Lumumba, pemimpin politik legendaris Afrika, bersama mayat dua pendampingnya dibakar oleh dua serdadu Belgia di suatu malam yang berangin dan jauh dari siapa pun.
Lumumba karya sutradara Haiti, Raoul Peck, jadi sebuah film realistik yang merekam sang tokoh, dari awal kehidupannya hingga sang aktivis menjadi pemimpin populer di Stanleyville (sekarang Kisangani), Kongo, Afrika.
Stanley Kubrick, Sang Legenda Berlanjut ke DVD
Koran Tempo, 15 Juni 2001
DALAM sejarah perfilman, Stanley Kubrick adalah sebuah legenda. Dia anak miskin kelahiran Bronx, Amerika, yang belajar fotografi dan film secara otodidak. Dari tangannyalah lahir karya-karya emas, seperti Spartacus, Lolita, dan 2001: A Space Odyssey, meski dia tak pernah menang Oscar.
Meski hidup di kalangan selebriti, Kubrick bukanlah orang yang gampang bicara kepada pers. Kebisuannya tentang kehidupan pribadinya menjadikannya mitos, apalagi setelah sutradara itu meninggal tiba-tiba dua tahun lalu setelah menyelesaikan film terakhirnya, Eyes Wide Shut. Orang-orang pun terus membicarakan soal dirinya, terutama teknik perfilmannya yang selalu dipuji-puji. Namun, suara-suara sumbang juga muncul soal pribadi Kubrick yang dicap sebagai eksentrik, pemarah, arogan, paranoid, dan menampik semua orang.
DALAM sejarah perfilman, Stanley Kubrick adalah sebuah legenda. Dia anak miskin kelahiran Bronx, Amerika, yang belajar fotografi dan film secara otodidak. Dari tangannyalah lahir karya-karya emas, seperti Spartacus, Lolita, dan 2001: A Space Odyssey, meski dia tak pernah menang Oscar.
Meski hidup di kalangan selebriti, Kubrick bukanlah orang yang gampang bicara kepada pers. Kebisuannya tentang kehidupan pribadinya menjadikannya mitos, apalagi setelah sutradara itu meninggal tiba-tiba dua tahun lalu setelah menyelesaikan film terakhirnya, Eyes Wide Shut. Orang-orang pun terus membicarakan soal dirinya, terutama teknik perfilmannya yang selalu dipuji-puji. Namun, suara-suara sumbang juga muncul soal pribadi Kubrick yang dicap sebagai eksentrik, pemarah, arogan, paranoid, dan menampik semua orang.
Friday, June 01, 2001
Mortimer J. Adler, Sang Ensiklopedis itu Telah Pergi
Koran Tempo, 1 Juni 2001
Mortimer J. Adler, pendidik dropout SMA yang menjadi filsuf di usia 15 tahun itu, telah meninggal dunia, Kamis (28/6/2001), di kediamannya, San Mateo, California, Amerika Serikat.
Orang mengenalnya sebagai editor kepala Encyclopedia Britannica, ensiklopedi paling dihormati di dunia pemikiran dan pendidikan. Tapi, dia juga pelopor gerakan pendidikan liberal. Dia melakukan revolusi pemikiran di Amerika dengan menekankan bahwa membaca karya-karya agung (great books) adalah kunci memahami kondisi manusia.
Mortimer J. Adler, pendidik dropout SMA yang menjadi filsuf di usia 15 tahun itu, telah meninggal dunia, Kamis (28/6/2001), di kediamannya, San Mateo, California, Amerika Serikat.
Orang mengenalnya sebagai editor kepala Encyclopedia Britannica, ensiklopedi paling dihormati di dunia pemikiran dan pendidikan. Tapi, dia juga pelopor gerakan pendidikan liberal. Dia melakukan revolusi pemikiran di Amerika dengan menekankan bahwa membaca karya-karya agung (great books) adalah kunci memahami kondisi manusia.
Tuesday, April 03, 2001
Profil Butre dan Puisinya
Fandra Febriand alias Butre lahir di sebuah desa bernama Biaro, di pinggiran
kota Bukittinggi. Tepatnya pada jam 18.30, suatu senja di akhir Februari, 28
Februari 1981. Aku menghabiskan masa kecil di kampung halamanku, sebuah desa ibu
kecamatan IV Angkek Canduang, kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Monday, April 02, 2001
Festival Film Tiga Benua: Mengapa Telegram Gagal Meraih Penghargaan
[ Pasokan dari Indonesia dalam festival Film Tiga Benua sudah tercatat baik dengan terpilihnya film Telegram yang disutradarai Slamet Rahardjo untuk maju. Film tersebut merupakan satu dari 10 film yang dijagokan para juri. Tapi, mengapa dia tak mendapat penghargaan? Savitri Scherer mencoba menguraikannya. Terima kasih pada Ajianto yang memforward artikel ini.]
Beberapa pengamatan dari Festival Film Tiga Benua yang ke-22 di Nantes, Perancis Barat, 21 - 28 Nopember, 2000. Peragaan film ''Telegram'', dengan sutradara Slamet Rahardjo Djarot, dan penyunting Catherine d'Hoir. Produksi bersama Indonesia-Perancis, (Artcam Netherlands bersama Artcam Int.)
Beberapa pengamatan dari Festival Film Tiga Benua yang ke-22 di Nantes, Perancis Barat, 21 - 28 Nopember, 2000. Peragaan film ''Telegram'', dengan sutradara Slamet Rahardjo Djarot, dan penyunting Catherine d'Hoir. Produksi bersama Indonesia-Perancis, (Artcam Netherlands bersama Artcam Int.)
Subscribe to:
Posts (Atom)
Searching...

Custom Search