Friday, October 23, 2009

Bukan Aku Tak Mencintaimu


Pemuda itu menemukan satu posisi di belakang tembok rumah gadis itu, di mana tak seorang pun akan memergokinya, karena senja pelan-pelan gulita. Keributan di rumah-rumah tetangga yang sedang mencuci piring atau memakai toilet telah menyamarkan langkah-langkah kakinya. Dia harus menunggu beberapa jam untuknya. Dua jam, tiga jam -- tak masalah: tak ada orang yang punya jam di Korea Utara.



Mi-ran dan Jun-sang besar di pinggiran Ch'ongjin, salah satu kota industri di timur laut Semenanjung Korea. Keduanya bertemu pertama kali pada 1986, ketika masih ada cukup listrik untuk memutar proyektor film di bioskop lokal desa. Jun-sang tergila-gila pada film dan selalu ingin jadi orang pertama yang menonton film baru. Ketika film Birth of a New Government, tentang Komunis Korea pimpinan Kim Il Sung muda dibentuk untuk melawan pendudukan Jepang, akan diputar, dia segera datang ke bioskop lebih awal. Dia memesan dua tiket--satu untuk saudaranya.




Ketika Jun-sang sedang nongkrong di luar menunggu saudaranya tiba, tampaklan Mi-ran. Serta merta dia tertarik pada gadis itu dan mempertimbangkan untuk membeli tiket tambahan agar bisa duduk bersebelahan...

Cerita dua sejoli ini diangkat Barbara Demick, wartawan Amerika Serikat yang kini menjadi kepala biro Los Angeles Times di Beijing, untuk melukiskan kehidupan keseharian masyarakat Korea Utara dalam bukunya, Nothing to Envy: Ordinary Lives in North Korea, yang akan terbit pada Desember nanti. Nukilannya, "Not Like I Don't Like You", dapat dibaca di The Paris Review.

No comments:

Post a Comment

Searching...

Custom Search