Friday, November 11, 2005

Mengapa Mudik?

Berbeda dari teman-temannya kostnya yang lain, setiap lebaran Triana, mahasiswi semester terakhir sebuah universitas negeri di Bandung, mudik ke Kampung Melayu, Jakarta. Jakarta baginya bukanlah sebuah ruang yang bermakna kampung halaman seperti dalam lagu Ibu Sud. Ia tak punya ikatan dan kenangan apapun dengan kota besar itu. "Saya berasumsi bahwa kampung halaman menjadi penting sejak mitos masyarakat agraris (darat) diciptakan Belanda, dan ini terutama terjadi di Jawa. Tanah kelahiran menjadi pusaka," kata Acep Iwan Saidi, kritikus sastra kelahiran Bogor yang merayakan lebaran di kampung istrinya di Pangandaran. Dan, saya tidak mudik tahun ini :). Selamat mudik dan selamat lebaran. Mohon maaf lahir dan batin. Tabik!

No comments:

Post a Comment

Searching...

Custom Search