Friday, June 15, 2001

Stanley Kubrick, Sang Legenda Berlanjut ke DVD

Koran Tempo, 15 Juni 2001

DALAM sejarah perfilman, Stanley Kubrick adalah sebuah legenda. Dia anak miskin kelahiran Bronx, Amerika, yang belajar fotografi dan film secara otodidak. Dari tangannyalah lahir karya-karya emas, seperti Spartacus, Lolita, dan 2001: A Space Odyssey, meski dia tak pernah menang Oscar.


Meski hidup di kalangan selebriti, Kubrick bukanlah orang yang gampang bicara kepada pers. Kebisuannya tentang kehidupan pribadinya menjadikannya mitos, apalagi setelah sutradara itu meninggal tiba-tiba dua tahun lalu setelah menyelesaikan film terakhirnya, Eyes Wide Shut. Orang-orang pun terus membicarakan soal dirinya, terutama teknik perfilmannya yang selalu dipuji-puji. Namun, suara-suara sumbang juga muncul soal pribadi Kubrick yang dicap sebagai eksentrik, pemarah, arogan, paranoid, dan menampik semua orang.



"Dia tak menampik semua orang. Selalu ada orang-orang yang bertamu ke rumahnya. Tapi, sebenarnya dia memang tak bicara pada orang-orang pers, televisi, dan radio," bantah Jan Harlan, sepupu Kubrick yang pernah bekerja bersama Kubrick, seperi dikutip AP.

"Stanley terkenal karena dia tak bicara kepada pers," kata Christiane Kubrick, istri Kubrick dari pernikahannya yang ketiga. "Mereka menghukumnya karena malu," tambahnya lagi.

"Dalam media massa Inggris dikatakan bahwa dia edan seperti anjing. Well, mereka semua salah. Dia tentu saja tidak begitu. Dia orang yang sangat humoris, ramah, dan manusiawi. Dia bukanlah orang yang suka memaksakan kehendak," tambah Harlan.

Harlan juga bercerita bahwa Kubrick suka mobil-mobil sport dan selalu menjawab sendiri dari balik pintu bila ada seorang penggemar yang mendatangi rumahnya. "Di cuma bilang 'Stanley tak ada di rumah...'," kata Harlan sambil tertawa.

Nampaknya, rumor buruk soal Kubrick ini cukup membuat gerah keluarga Kubrick. Boleh jadi, karena itulah sebuah film dokumenter dalam format DVD (Digital Versatile Disc) dibuat oleh Warner Home Video. Film berjudul Stanley Kubrick: A Life in Pictures itu dibikin Harlan dan jadi satu paket produksi dalam The New Stanley Kubrick Collection, sebuah koleksi lengkap film-film Kubrick dalam format DVD. Minggu ini film itu diedarkan di pasar serta ditayangkan di jaringan televisi kabel Cinemax.

Film dokumenter sepanjang hampir dua setengah jam itu sebagai kenangan dan penghargaan kepada kehidupan dan karya Kubrick. "Saya ingin membuat film yang akan disetujuinya," kata Harlan. "Dia sangat menjaga kehidupan pribadinya, tapi kupikir jika kami bertemu di sorga nanti, aku masih sanggup menghapinya," katanya.

Di sana ditampilkan serangkaian komentar para sutradara dan aktor terkenal tentang perfilman Kubrick, seperti aktor Malcolm McDowell, bintang dalam film Kubrick A Clockwork Orange, dan Jack Nicholson, bintang dalam The Shining.

Di dalamya juga disisipkan film keluarga, seperti kehidupan Kubrick kala masih anak-anak, menari lucu bersama adik perempuannya, Kubrick sebagai seorang ayah, dan ketika Kubrick menggoda anak perempuannya yang sedang belajar main piano. Membagi cerita-cerita ini, kata keluarganya, akan menampilkan sosok sutradara itu jadi lebih lembut dan membuat penggemarnya melihat film-filmnya secara berbeda.

Film itu merekam karir Kubrick, dari awalnya sebagai fotografer majalah Look sampai projek-projeknya yang tak pernah diselesaikannya, seperti AI (artificial intelligence), film yang dibikin berdasarkan cerita pendek fiksi ilmiah karya Brian Aldiss. Film ini kemudian diambil alih oleh Steven Spielberg dan akan dirilis pada 29 Juni mendatang.

Di sana tak disebut-sebut perkara dua pernikahan pertama Kubrick, dengan Toba Metz dan Ruth Sobotka, serta sangat sedikit terungkap soal hubungannya dengan orang tuanya. Kubrick lebih banyak ditampilkan bersama anak-anak perempuannya, Anya, Vivian, dan Katharine (anak pertama Christiane dari perkawinan sebelumnya) yang tampak main-main, manis, dan ngebosi.

Kepada DVDTalk, Harlan menjelaskan mengapa format DVD yang dipilih untuk mendistribusikan film dokumenter ini karena dua alasan, dubbing (sulih suara) dan kualitas gambar. Stanley, menurut Harlan, tak suka dengan dubbing, dia lebih sangat menghargai karya aslinya. Bahkan, Stanley tak pernah ingin menambah apapun pada karya yang sudah dibikinnya. Selain itu, dia menghargai DVD sebagai penemuan yang brilian dan menghasilkan kualitas gambar yang sempurna.

"Orang-orang yang mencintai film-film Stanley kebanyakan orang-orang film. Mereka hanya melihat apa yang ada dalam bingkai itu, perfilman dari film. Mereka tentu mencintai Stanley dengan cara sederhana," kata Richard Schickel, kritikus film majalah Time, mengomentari film Harlan, seperti dikutip The New York Times. Tapi, "Komunitas kritis cenderung cerewet dan suka campur tangan," katanya menambahkan.



Kubrick Sang Pemarah

"Kupikir, aku adalah orang yang paling pemarah yang pernah kau temui," kata Stanley Kubrick kepada Anya sambil mensyut kameranya ke putrinya yang berusia 10 tahun itu. "Ha!" jawab Anya kaget.

Rekaman ini muncul dalam DVD dokumenter Stanley Kubrick: A Life in Pictures karya Jan Harlan. Disana ditampilkan sosok Kubrick yang hobi bermain catur dan mencintai binatang, tapi punya sifat pemarah. "Aku tak bilang bahwa Stanley seorang santo, karena dia memang bukan," kata Harlan, sepupu Kubrick.

Kebohongan akan membuat sutradara masyhur ini naik darah. Jika seorang aktor atau kru filmnya bilang mereka siap syuting tapi kenyataanya tidak, Kubrick akan meledak.

"Kadangkala orang khawatir dan tak mau menyampaikan kabar buruk kepadanya yang merupakan hal terburuk yang Anda bisa lakukan. Baginya lebih baik mengetahui hal itu," kata Leon Vitali, asisten pribadi Kubrick sejak dia mendapat peran kecil dalam film Barry Lyndon di tahun 1975.

Secara keseluruhan, kata Vitali, sifat Kubrick itu sombong. Tapi, hubungannya dengan McDowell, Shelley Duvall (The Shining), dan Ryan O'Neal (Barry Lyndon) buruk, sebagiannya karena kekeraskepalaanya.

Bagi keluarga Kubrick, hal macam ini pengecualian. "Dia cepat marah, tapi juga cepat berdamai," kata Harlan.

Selain itu, berlawanan dari spekulasi yang tersebar, menurut Christiane Kubrick, dia adalah "tidak tertutup". Dia bisa berjam-jam ngobrol di telepon dengan sutradara seperti Spielberg atau mantan Warner Bros. co-chairman Terry Semel untuk dikusi soal teknologi terbaru atau bertukar gagasan.

Christiane menyatakan bahwa suaminya sebenarnya senang memutar film film apapun yang dia bisa, dari drama hitam Ingmar Bergman sampai komedi yang menyenangkan hati seperti The Jerk karya Steve Martin. "Kadang dia hanya mau menonton sepertiga film karena aktor tertentu," katanya. (Kurniawan/AP)

Sang Grand Master Perfilman

Namanya Stanley Kubrick. Dia orang Amerika yang berumah di London, Inggris, untuk membuat film tanpa pengaruh Hollywood. Dia belajar bikin film secara otodidak, tapi dianggap sebagai pionir perfilman abad XX. Dia menyelesaikan 13 karya dalam setengah abad hidupnya, tapi kontribusinya kepada sinematografi lebih besar dari jumlah karyanya.

Steven Spielberg menyebutnya grand master perfilman dan menyimpulkan bahwa "Dia telah membuat lebih daripada sekedar film. Dia memberi kita pengalaman yang lengkap, makin intens kita menonton filmnya, makin banyak yang kita dapatkan. Dia tak meniru siapapun, sementara kita semua sibuk meniru dia," kata Spielberg.

Awalnya, Kubrick belajar fotografi, lalu membikin film-film dokumenter, baru kemudian bikin film cerita. Dia tertarik pada tertutama pada efek visual dan selalu menggunakan teknik shot yang berbeda di tiap filmnya.

Kurniawan/Moviemaker.com

Filmografi
  • Eyes Wide Shut - 1999
  • Full Metal Jacket - 1987
  • The Shining - 1980
  • Barry Lyndon - 1975
  • A Clockwork Orange - 1971
  • 2001: A Space Odyssey - 1968
  • Dr. Strangelove Or How I Learned To Stop Worrying And Love The Bomb - 1964
  • Lolita - 1962
  • Spartacus - 1960
  • Paths Of Glory - 1957
  • The Killing - 1956
  • Killer's Kiss - 1955
  • Fear And Desire - 1953
  • The Seafarers - 1953 (dokumenter)
  • The Flying Padre - 1951 (dokumenter)
  • Day of the Fight - 1951 (dokumenter)
Karya yang tak selesai
  • AI (Artificial Intellegence)
  • Aryan Papers
  • Napoleon

No comments:

Post a Comment

Searching...

Custom Search